Friday, November 26, 2010
Monday, November 8, 2010
Selamatkan Bumi Palestin
"Oh Allah...help us to save palestine..."
**Some conversations btwn palestinian Medical Student n a Malaysian student,,,Ali and yana in Cairo University...There's one day,,,a demonstration to save palestine was held at Cairo University..
**Some conversations btwn palestinian Medical Student n a Malaysian student,,,Ali and yana in Cairo University...There's one day,,,a demonstration to save palestine was held at Cairo University..
Yana : Why don't u a palestinian join them too?
Ali : Why should I? I means,,it doesn't means that I don't support my own
motherhood,,but,,don't u ever think? that's our weakness as Muslim..
Yana : Why u say so?
Ali : Don't u think,,,that's the plan of the Jewish to beat us down...whenever the time
we are speaking high,,demonstrating to save palestine,,them,,,they're planning
to beat us down through mind-thinking...The proof is,,,how many "real" genius
muslim is building the Greatest of Muslim Company like Apple,,Nokia...and
etc..Plus,,how many of muslim students scores full A+++ in their exams
compared to the non-muslim n jewish student?
we are speaking high,,demonstrating to save palestine,,them,,,they're planning
to beat us down through mind-thinking...The proof is,,,how many "real" genius
muslim is building the Greatest of Muslim Company like Apple,,Nokia...and
etc..Plus,,how many of muslim students scores full A+++ in their exams
compared to the non-muslim n jewish student?
Yana : Yes,,I know that,,but,,at the same time,,we need to wake up other muslim
brothers and sisters too..don't you think?
Ali : Yes..u r right...but,,there's nothing I can help and could face enough the
tears of all my brothers and sisters there...If u say that I don't help them,,
I already face the Israel army,,but,,with the help of Allah,,He wants me
to travel to here,,to gain more knowledge and help out my brothers out
there with my medical knowledge..InsyaAllah....
Yana : Allahumma amin..it is worthwhile with your efforts as it seems that u score
very2 GREAT in all the exams...39.5/40 or 99% of 100%..ameenn..may
HE helps n bless u always..I also hope that 1 day I also can help out my
muslims brothers n sisters out there esp in Palestine...ameennn..
very2 GREAT in all the exams...39.5/40 or 99% of 100%..ameenn..may
HE helps n bless u always..I also hope that 1 day I also can help out my
muslims brothers n sisters out there esp in Palestine...ameennn..
Let's alive Our Motivation!!!...(^^,)
"Impossible is just a big word thrown around by small men who find it easier to live in the world they've been given than to explore the power they have to change it. Impossible is not a fact. It's an opinion. Impossible is not a declaration. It's a dare. Impossible is potential. Impossible is temporary. Impossible is nothing." - Adidas
Read more: http://www.motivational-well-being.com/#ixzz14eXKFdnS
Read more: http://www.motivational-well-being.com/#ixzz14eXKFdnS
Iktibar dari penciptaan masa
".....(Allah) yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun dari (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya)." - Surah Al Baqarah : 255
Pengurusan Masa – Hanya Empat Golongan yang Mampu Mengurusnya
Sebenarnya penulisan ini bukanlah cara-cara mengenai pengurusan masa, tetapi lebih kepada permulaan sebelum menguruskan masa. Banyak buku-buku, artikel, kursus dan sebagainya menerangkan cara-cara menguruskan masa, teknik-teknik, cara menjadual dan sebagainya. Tetapi mungkin ada yang terlupa asas, atau ciri-ciri seseorang yang mampu melakukan itu semua. Tidak semua orang yang mampu menguruskan masanya hanya dengan buku atau kursus. Sebaliknya ia memerlukan pemahaman dan mempunyai ciri-ciri tertentu untuk melaksanakannya. Allah yang Maha Agung telah bersumpah bahawa demi masa, semua manusia dalam kerugian kecuali golongan yang dikehendaki-Nya. Maksudnya, tidak kira walau 1001 buku mahupun 1001 kursus kita belajar mengenai masa, belum tentu kita terselamat dari kerugian ini.
Surah Al-´Asr [103] : 1-3
[1]. Demi masa.
[2]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
[3]. KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
[2]. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
[3]. KECUALI orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.
Imam As-Syafi'I berkata : "Seandainya manusia benar-benar memahami surah ini, nescaya surah ini mencukupi bagi mereka."
Seperti apa yang telah kita ketahui, masa itu adalah sangat-sangat penting buat manusia, kerana Allah yang Maha Agung telah berfirman sebegitu, Rasul-Nya juga telah berkata sebegitu.
Apakah maksud masa?
Persoalannya, sejauh mana kefahaman kita mengenai masa, sedangkan para saintis juga mempunyai pelbagai pendapat mengenai masa. Umum mengetahui tentang maksud masa, tetapi jika dilihat di dalam Al-Quran kita dapat mengetahui pelbagai lagi contoh mengenai masa, antaranya;
Masa terbahagi kepada lima.
1. Masa yang hanya diketahui oleh Allah yang Maha Agung (Pencipta Masa)
Atau apakah (kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya) telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya;... (Kisah Nabi Uzair a.s) - Surah Al-Baqarah [2] : 259
Terdapat banyak lagi ayat-ayat Al-Quran yang menunjukkan akan kekuasaan Allah yang Maha Agung terhadap penciptaan dan kekuasaan-Nya pada masa.
2. Masa depan (Perkara akan datang, termasuk kejadian di akhirat)
[1]. Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.
[3]. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. - Surah Al-Lahab : 1 dan 3
[3]. Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak. - Surah Al-Lahab : 1 dan 3
"Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: "Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu." -Surah Al-An'aam [6] : 31
"Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke syurga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah syurga ini, sedang kamu kekal di dalamnya." - Surah Az-Zumar [39] : 73
Menjelaskan perkara akan datang, seperti Abu Lahab yang pasti masuk neraka dan orang lalai juga ke neraka dan sebaliknya bagi orang yang bertakwa akan ke syurga.
3. Masa lampau (Zaman dahulu atau zaman silam ataupun sejarah)
" Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah? Telah datang kepada mereka rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." - Surah At-Taubah : 70
- Menerangkan mengenai kisah-kisah terdahulu bagaimana kaum yang ingkar yang telah diazab di dunia dan akan diazab lagi di akhirat kelak sebagai pengajaran kepada umat akan datang.
4. Masa dunia (Perkiraan tahun, waktu, dan sebagainya)
"Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi ... " - Surah At-Taubah : 36
Begitulah ketetapan Allah yang Maha Agung yang menciptakan satu tahun bersamaan dua belas bulan dan hikmahnya; manusia diberi pengetahuan untuk mengukur masa.
5. Masa kini yang sedang dilalui oleh manusia (Zaman ini atau zaman umat Nabi Muhammad salallahu'alaihi wasallam (saw))
"Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu...." - Surah Al-Baqarah [2] : 143
- Begitulah sedikit pengembaraan atau gambaran mengenai masa yang telah difirmankan oleh Allah yang Maha Agung dalam Al-Quran. Berdasarkan ayat Al-Quran di atas, saya mendefinisikan;
'Masa itu adalah ciptaan Allah yang Maha Agung secara mutlak.
[1]. Masa itu mempunyai dimensinya sendiri dari tempoh atau ukuran tertentu hingga ke tempoh atau ukuran tertentu.
[2]. Masa juga boleh berubah-ubah dimensi dan kelajuannya mengikut kehendak Allah yang Maha Agung. Walaupun begitu,
[3]. Manusia hanya diberi pengetahuan dan keupayaan dalam mengukur dan menguruskan masa mereka oleh Allah yang Maha Agung, tetapi sama sekali tidak diberi kawalan ke atas masa itu'.
Perumpamaannya; kita mampu menggunakan 'remote control' seperti 'rewind-forward-skip' ketika menonton filem, tetapi kita tidak mampu mengubah jalan ceritanya, segalanya sudah ditentukan.
Empat Golongan yang Mampu Menguruskan Masa
1. Iman (orang-orang yang beriman)
Umum telah mengetahui akan isi rukun iman dan tidak perlu dihuraikan di sini, tetapi perlu kita ketahui maksud iman itu adalah melafazkan kalimah tauhid dengan iktikad di dalam hati serta mengamalkannya kerana tahap keimanan seseorang boleh bertambah dan berkurangan.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (kerananya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. - Surah Al-Anfaal [8] : 2
(a). Selain itu, iman juga tidak boleh dicampuradukkan dengan sesuatu yang lain. Tidak boleh menyembah Allah yang Maha Agung disamping menyembah bomoh, duit, ubat-ubatan, orang-orang tertentu atau apa-apa sahaja yang boleh menyebabkan menyekutukan Allah yang Maha Agung. Malah jika mengatakan ada perkataan yang lebih baik dari firman Allah yang Bijaksana itu juga adalah syirik, kerana menganggap ada sesuatu yang lebih besar, lebih tinggi autoriti dan lebih bijak dari Allah yang Maha Agung. Maha Suci Allah dari apa yang diperkatakan.
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. - Surah Al-An'aam [6] : 82 -
(b). Orang-orang beriman tidak mempersoalkan dan yakin sepenuh hati apa yang diperintahkan oleh Allah yang Maha Agung melalui Rasul-Nya. Jadi, orang-orang beriman tidak membuang masa mencari kelebihan amal ibadah dan sebagainya. Contohnya, dengan sujud akan mendapat itu-ini dan dengan rukuk pula akan mendapat itu-ini. Orang-orang yang beriman menuruti perintah Allah yang Maha Agung dengan sifat ta'abuddiyah, iaitu; tidak memerlukan penjelasan akal (rasional) untuk menuruti perintah Allah yang Maha Agung. Bukan menolak penggunaan akal, cuma prinsip pengagungan kepada Allah yang Maha Agung dengan pengagungan yang sebenar telah mula hilang dari hati manusia.
Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeza-bezakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."- Surah Al-Baqarah [2] : 285
(c). Prinsip 'kami dengar dan kami taat' sudah mula hilang di hati orang-orang yang mengaku beriman kemudian digantikan, 'kami dengar, tapi kami fikir dahulu apa rasionalnya", seperti "apakah kelebihan itu dan apakah kelebihan ini?" Atau "apakah rasionalitinya solat, tentu ada penjelasan sains mengenainya."
Ini adalah contoh manusia zaman ini, mereka mula mempersoalkan perintah Allah yang Maha Agung dan sibuk dengan fadhilat sehingga melupakan syarat sahnya sesuatu ibadat, iaitu sahnya beribadah adalah mengikhlaskan niat semata-mata kerana Allah yang Maha Tinggi dalam mentaati perintah-Nya dan menepati pula apa yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Orang-orang yang menyalahgunakan akalnya adalah lebih cenderung gagal dalam pengurusan masa di dunia dan akhirat, manakala orang yang sebaliknya, insyaAllah yang Maha Agung.
2. Amal Soleh (mengerjakan amal soleh)
Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, baik laki-laki mahupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. - Surah An-Nahl [16] : 97
(a). Sangat jelas ayat di atas, Allah yang Maha Agung berjanji kepada orang yang beramal soleh akan diberi kehidupan kehidupan di dunia dan balasan baik di akhirat. Tetapi, apakah yang dimaksudkan dengan amal soleh itu? Apakah yang dikatakan amal soleh? Mengikut tafsir Ibnu Katsir, amal soleh adalah mengikuti Al-Quran dan Sunnah Rasulullah saw. Antara contoh yang berupa amal soleh di dalam Al-Quran dan Hadis adalah menuntut ilmu, solat, puasa, menepati waktu solat (tidak menangguhkan) atau secara umumnya tidak membuang masa dengan melakukan pekerjaan yang sia-sia.
(b). Termasuk juga amal soleh adalah ihsan, padahal mempelajari bab ihsan adalah wajib sebagaimana sebuah hadis sahih yang panjang;
Dari Abu Hurairah r.a : Rasululullah saw bersabda, (diringkaskan sebelum itu dimana Malaikat Jibril a.s datang bertanya tentang rukun Iman dan rukun Islam) "(Tanya Jibril), 'Ya, Rasulullah. Apakah yang dikatakan ihsan?' Jawab Rasulullah saw, "Hendaklah engkau takut kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Sekalipun engkau engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu.... " (Diringkaskan, selepas itu ditanya pula mengenai tanda-tanda kiamat). [Sahih Muslim, Hadis Nombor 0003]
Ini bermakna mempelajari ihsan sangat penting kerana ia dikaitkan dengan rukun iman, rukun Islam dan tanda-tanda hari kiamat (sila rujuk keseluruhan hadis). Maksud ihsan adalahperbuatan kita sentiasa dilihat oleh Allah yang Maha Agung. Apa sahaja yang kita lakukan perlu difikir dahulu dan barulah dikatakan mempunyai akhlak yang baik. Contohnya akhlak ketika solat, ketika selisih faham, ketika bertemu kawan-kawan dan sebagainya,kemudian hendaklah kita tetapkan dalam hati sesungguhnya Allah yang Maha Agung melihat apa yang kita kerjakan pada setiap saat dan ketika.
Di Malaysia umumnya pendedahan kepada bab akhlak adalah sangat kurang dan dianggap tidak penting. Kita boleh lihat dari segi subjek matapelajaran dari peringkat rendah hingga ke universiti, amat kurang pendidikan akhlak dan jika adapun, kepentingannya diambil sambil lewa. Dari segi pendidikan agama pula lebih banyak persoalan fiqah, sehinggakan orang yang tidak memahami usul fiqah juga ingin membicarakannya. Itu salah satu contoh orang yang tidak mempelajari akhlak. Para ahli sufi telah menggelar bab akhlak ini sebagai tasauf kadangkala ada pula yang menyalahi Al-Quran dan Sunnah (bukan semua), contohnya menganggap, seseorang ulama itu adalah sultan para wali atau wali teragung dan lain-lain.
Namun jika wujudnya istilah wali agung ini, maka yang sepatutnya mendapat gelaran itu adalah Saidina Abu Bakar r.a dan kemudian para Khulafa ur rasyidin seterusnya. (Anda boleh rujuk Fiqh Tasawwuf [Syeikhul Islam Ibnu Taymiyyah])
(c). Tetapi bukan itu hendak dibincangkan. Saya lebih suka menggelar tasauf itu ihsan, kerana sesuai dengan hadis dari Rasulullah saw dan lebih mudah difahami, kerana Allah yang Maha Agung telah berfirman dan begitu pula sabda Rasul-Nya 'kebenaran itu sudah jelas dan kebatilan itu juga sudah jelas', mengapa kita perlu mengaburi?
3. Nasihat mengikuti kebenaran (menasihati supaya mentaati kebenaran)
[5]. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.
[24]. Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran (agama tauhid dan hukum-hukumnya) sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
- Surah Faathir [35] : 5 dan 24
(a). Orang yang menasihati agar mengikut pada kebenaran adalah orang yang membimbing manusia mentauhidkan Allah yang Maha agung dan beramal menurut Al-Quran. Sesuai dengan nasihat dari Luqman;.
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang - Surah Luqman [31] : 13
(b). Selain itu menasihati kebenaran juga adalah berdakwah kepada mengerjakan kebajikan dan menjauhi dosa. Apakah kebajikan dan dosa?
Dari Nawwas bin Sam'an Al-Anshari r.a : Aku pernah bertanya kepada kepada Rasulullah saw tentang erti kebajikan dan dosa. Sabda Nabi saw, "Kebajikan itu ialah budi pekerti yang indah. Sedangkan dosa ialah perbuatan atau tindakan yang menyesakkan dada, padahal engkau sendiri segan perbuatanmu itu akan diketahui orang lain." (Sahih Muslim, Hadis Nombor 2183)
Jika diperincikan lagi, budi bermaksud akal atau kebijaksanaan manakala pekerti adalah perangai atau kelakuan. Jadi bolehlah diungkapkan kebajikan adalah perangai dan kelakuan yang dipamerkan dengan kebijaksanaan akalnya.
(c). Maksudnya berdakwah kepada orang dengan bijaksana serta mengajak orang lain mempamerkan tingkah laku atau akhlak yang baik. Tidak ada cara lain yang lebih unggul melainkan dimulakan oleh diri sendiri, iaitu kita sendiri harus mempunyai tingkah laku yang baik dan kemudian akan menjadi ikutan orang lain.
4. Nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran)
Dan dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat. - Surah Al-Balad [90] : 17- 19 -
(a). Golongan yang keempat dan yang terakhir adalah orang yang berpesan supaya tetap kepada kesabaran. Mereka adalah golongan yang berpesan supaya bersabar dalam menghadapi kesusahan atau musibah yang melanda, iaitu redha akan takdir Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang samada baik atau buruknya.
(b). Dalam menasihati kesabaran, orang yang berpesan juga harus ada sifat sabar dalam dirinya, seperti sabar dalam mentaati perintah Allah yang Maha Agung, sabar menghadapi kerenah orang yang didakwahkan, sabar dalam menuntut ilmu dan sebagainya.
(c). Sabar dalam melakukan perbuatan keji dan mungkar (dosa), iaitu tidak melakukan perkara yang menyakiti orang lain dan tidak pula berbuat maksiat jika bersendirian, apalagi di hadapan orang lain.
Dan orang-orang yang sabar kerana mencari keredhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik)... - Surah Ar-Ra'd [13] : 22
KESIMPULAN
Bolehlah dikatakan bahawa orang yang dapat mengurus masanya dengan baik di dunia dan akhirat secara umumnya, adalah;
[1]. Orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, iaitu bukan munafik, syirik dan kafir.
[2]. Orang yang beramal soleh serta berakhlak mulia.
[3]. Orang yang menasihati dengan kebenaran dan memberi contoh tauladan yang baik melalui dirinya.
[4]. Orang yang bersabar dan menasihati orang lain supaya bersabar dan tidak putus asa dalam mencari keredhaan Allah yang Maha Agung.
[2]. Orang yang beramal soleh serta berakhlak mulia.
[3]. Orang yang menasihati dengan kebenaran dan memberi contoh tauladan yang baik melalui dirinya.
[4]. Orang yang bersabar dan menasihati orang lain supaya bersabar dan tidak putus asa dalam mencari keredhaan Allah yang Maha Agung.
Namun perlu diingat sesungguhnya Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berdasarkan firman-Nya;
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya..... - Surah Al-Baqarah [2] : 286
Apa yang penting adalah kita jangan berhenti dalam berusaha untuk mendapat keredhaan Allah yang Maha Agung dan berusaha untuk merealisasikan diri menjadi umat pilihan dan yang terbaik (umat Nabi Muhammad saw); sesuai dengan firman Allah yang Maha Agung,
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. - Surah Ali 'Imran [3] : 110
Back to d Basic...^^
Sering saya ungkapkan takdir sentiasa mengatasi tadbir. Justeru takdir itu daripada Allah Yang Maha Perkasa manakala tadbir daripada manusia yang lemah tidak berdaya. Namun itu bukan bererti kita lemah dan pasrah... jadi "Jabariah" dalam hidup itu. Atau mengaku super hingga terjebak dalam "Qadariah" ketika merasakan diri bebas daripada ikatan Allah.
Kita umat pertengahan – ahli sunnah yang gigih mengatur sebaik tadbir, sekali gus menghulur setulus doa untuk dikurniakan Allah sebaik takdir!
Sejak awal tahun lagi saya ditakdirkan banyak bersama remaja. Daripada anak-anak sendiri, mahasiswa IPTA dan IPTS , ekskutif, usahawan sehinggalah pengacara TV. Banyak yang saya sampaikan dan banyak juga yang saya belajar. Saya bersyukur kerana jiwa jadi lebih dinamik dan bertenaga ketika diterjah oleh pelbagai persoalan oleh mereka. Antara soalan yang kerap ditanyakan ialah apa yang hendak kita lakukan apabila ada sahaja yang tidak kena dalam hidup ini.
Ada ketika-ketikanya, kita terasa apa yang dibuatnya serba tidak kena. Pada hari, minggu atau bulan yang malang itu, kecelakaan seolah-olah datang timpa menimpa. Bagun Subuh lewat, baca Quran luput, solat resah, dimarahi oleh bos, duit gaji lambat, bergaduh dengan kawan, tayar motosikal meletup dan macam-macam lagi. Jadi, kalau demikian halnya, apa yang sebenarnya tidak kena? Dan bagaimana hendak membetulkan keadaan? Hendak bermula dari mana? Wah, pening kepala dibuatnya.
Ubah keadaan luaran atau ubah diri sendiri?
Mungkin anda juga pernah mengalami situasi begini, dan tentu sahaja kita tercari-cari panduan bagaimana hendak membetulkan semula semua keadaan yang bercelaru itu? Dalam apa jua keadaan, remaja hendaklah faham bahawa bila keadaan tidak seperti yang diingini, langkah kita bukanlah mengubah keadaan itu tetapi terlebih dahulu mengubah diri kita sendiri. Ramai orang tersilap, justeru mereka hendak mengubah keadaan luaran sebelum mengubah diri sendiri. Sunahtullahnya tidak begitu.
Dalam apa jua kondisi, mengubah diri itu perlu diutamakan kerana itulah yang akan mengubah keadaan yang kita hadapi. Jadi, apabila berdepan dengan masalah kewangan, dimarah ayah-ibu, tayar motor yang meletup, bergaduh dengan kawan-kawan... hendaklah diingat, ubahlah diri kita sebelum cuba mengubah perkara-perkara yang di luar diri kita. Pertama, remaja perlulah memahami bahawa kehidupan ini disusun dengan satu peraturan yang sangat rapi dan saling berkait rapat antara satu sama lain. Peraturan ini dinamakan Sunnatullah. Barat menamakannya 'law of nature'. Hukum Sunnatullah ini juga dikenali sebagai 'cause and effect' (sebab dan akibat). Hukum ini bukan sahaja berlaku dalam bidang fizik, biologi, ekonomi dan lain-lain.
Malah ia juga berlaku dalam putaran kehidupan. Allah swt telah mengaturkan bahawa setiap akibat yang berlaku mesti mempunyai sebab atau punca. Jika seseorang itu bersedih, tentu terdapat sebab-sebab yang menyebabkan dia bersedih. Jika dia gembira, tentu terdapat sebab-sebab yang menyebabkan kegembiraan itu. Oleh itu jika kita dapati kehidupan kita seperti serba tidak kena, maka hendaklah kita akui bahawa mesti terdapat sesuatu sebab yang menyebabkan keadaan yang serba tidak kena itu. Sebelum mencari di mana penyebabnya, kita hendaklah terlebih dahulu mengakui akan ujudnya penyebab itu.
Membuang sikap ego
Tidak mungkin kita akan menemui sesuatu yang kita cari jika kita menafikan akan kewujudannya. Jadi, langkah awal mengubat sesuatu yang tidak kena ini ialah membuang sikap ego. Maksud ego di sini ialah kita mengatakan atau menganggap tiada 'penyebab-penyebab' pada keadaan yang serba tidak kena itu. Ramai antara kita yang merasa ego, dengan berkata, "entahlah... saya tidak tahu apa yang tidak kena lagi, semuanya sudah saya lakukan, tapi gagal juga. Dah nasib..." Atau ada yang berkata, " tak mungkin jadi begini, semuanya sudah ok sejak mula, tiba-tiba sahaja jadi begini?"
Cakap-cakap yang seumpama ini sungguhpun biasa kita dengar namun, jika diteliti ia jelas bermaksud yang penuturnya seolah-olah tidak mahu mengakui ada kesalahan yang menyebabkan sesuatu yang negatif berlaku. Ada juga orang yang mengakui adanya penyebab-penyebab tertentu tetapi penyebab itu adalah orang lain. Bukan dirinya. Ini juga satu petanda ego. "Saya tidak salah, yang salah bapa saya, kawan saya, motor saya..." Ketahuilah, sikap reaktif ini tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan akan menambah masalah. Apa yang perlu kita cari ialah kesalahan diri kita sendiri.
Kehidupan kita, pilihan kita
Kita tidak boleh terus menyalahkan orang lain di atas apa yang menimpa kita. Hidup kita adalah tanggung jawab kita justeru apa yang berlaku dalam kehidupan adalah pilihan kita sebenarnya. Orang boleh menimpakan sesuatu ke atas kita, hanya apabila kita 'mengizinkan' ia berlaku. Yang menyebabkan kita susah hati, bukan kemarahan teman-teman, tetapi apabila kita mengizinkan kemarahan teman itu menyusahkan diri kita. Secara pro-aktif, kita boleh memilih respon kita pada sebarang situasi dalam hidup... Bila dimarahi, kita boleh memilih untuk sabar dan berdiam diri, atau marah dan bertindak-balas... terpulang!
Kitalah yang menjadi penyebab utama kepada berlakunya sesuatu akibat. Kita perlu mengetahui, mengetahui dan mencari kesalahan itu dalam diri sendiri. Oleh itu, bila ditimpa masalah maka muhasabah tentang perlakuan kita di semua dimensi. Dimensi hubungan kita dengan Tuhan, manusia, pekerjaan, kewangan, kesihatan, tanggung jawab dan peranan yang telah diamanahkan bagi kita melaksanakannya. Telitilah terlebih dahulu soal-soal besar dalam hidup kita tetapi jangan lupa... soal-soal kecil juga kadangkala memberi impak besar untuk menyumbangkan sesuatu yang tidak kena dalam kehidupan.
Kecil-kecil dan beransur-ansur
Sekali lagi diingatkan, dalam mencari penyebab-penyebab atau punca-punca masalah, kita jangan hanya bertumpu mencari penyebab-penyebab yang besar. Sebaliknya carilah penyebab-penyebab yang kecil-kecil. Kita boleh umpamakan diri sebagai seseorang yang sedang berjalan. Jarang orang terjatuh akibat terlanggar batu-batu besar. Sebaliknya ramai yang terjatuh apabila terpijak batu-batu kecil, kulit pisang dan sebagainya. Penyebab-penyebab yang kecil sebenarnya boleh memberi 'impak' atau kesan yang beransur-ansur.
Kita mungkin tidak nampak atau tidak perasan pada awalnya, tetapi secara tiba-tiba sahaja keadaan sudah menjadi buruk. Ingatlah, menyelesaikan masalah harus dilakukan persis bagaimana ia bermula. Contohnya, berat badan kita tidak menambah 10 kilogram dalam jangka masa sehari dua. Tetapi ia bertambah sedikit demi sedikit. Maka, untuk mengatasi masalah berat badan itu, tindakan untuk mengurangkannya pun mesti dilakukan secara beransur-ansur.
Adalah mustahil untuk mengubahnya secara mendadak. Sesuatu yang runtuh secara beransur-ansur perlu dibina secara beransur-ansur juga. Barulah tindakan kita nanti akan berhasil. Misalnya kita menghadapi masalah bajet yang tersasar daripada apa yang ditetapkan. Kita perlu sedar bahawa kebiasaannya 'terlebih bajet' ini bukanlah disebabkan 'kebocoran' perbelanjaan yang besar-besar.
Sebaliknya ia berpunca daripada sikap tidak mengambil berat perbelanjaan yang kecil-kecil – yakni wang yang kita keluarkan untuk membeli barang-barang yang tidak perlu tetapi murah harganya secara tidak menentu masanya. Perbuatan inilah yang sebenarnya memberi kesan besar yang buruk kepada bajet kita. Tawaran harga murah pada sesuatu barang menyebabkan kita mula hilang pertimbangan dan mula membeli bukan atas dasar keperluan, tetapi sebab murahnya barangan itu.
Begitu juga buat remaja yang menghadapi masalah kegemukan. Kegemukan tidak pernah berlaku secara drastik. Ia berlaku secara beransur-ansur hingga ke satu tahap, barulah kita terkesan bahawa berat badan kita sudah 'over'. Jangan cuba mengubahnya secara mendadak. Kita pun mula bersenam secara 'maraton', menjalani skim diet yang terlalu ketat dan macam-macam lagi tindakan yang agresif dan ekstrem. Apa jadi akhirnya? Kita kecewa, kita mengalah dan akhirnya berputus asa bila melihat kesannya tidak seberapa.
Ya, segalanya perlu diubah secara perlahan-lahan, misalnya dengan mengubah cara pengambilan makanan, menukar kepada menu yang sihat dan bersenam secara ringan tetapi konsisten. Jangan sekali-kali membiarkan perut kosong pada jangka waktu yang lama, ini akan menyebabkan kita mudah mendapat penyakit ulser atau gastrik pula. Oleh itu, bertindaklah secara bijak dan beransur-ansur. Ini lebih ringan dan realistik untuk mengubah keadaan! Seperkara lagi ketika hendak memulakan sesuatu proses perubahan, jangan sesekali kita memikirkan kesempurnaan.
Kelak, kita mungkin tidak akan memulakannya langsung. Oleh itu, bermulalah dengan membuat perkara-perkara yang kecil dahulu. Untuk memperbaharui penampilan diri misalnya, janganlah diharapkan wajah, bentuk dan gaya anda seperti bintang filem dalam masa yang singkat. Anda akan kecewa jika mengimpikan kesempurnaan yang semacam itu. Sebaliknya, buatlah yang terbaik pada skala diri anda sendiri. Jangan bandingkan kita dengan orang lain secara tidak sihat.
Cuba bayangkan penampilan diri sendiri yang paling bergaya, cantik dan menarik – jadilah anda yang terbaik. Itu pun secara beransur-ansur. Jangan mengharapkan kesempurnaan, kerana ini akan membantutkan semangat anda untuk menangani masalah penampilan diri itu. Elakkan daripada cepat berputus asa dan hendak melihat hasil yang segera. Jangan naik anak-tangga secara berlari. Ada kalanya perubahan yang kita telah berbuat itu sudah pun menunjukkan kesannya, cuma ia belum kelihatan.
Konsep ini sama seperti ketika kita hendak mencairkan air batu dengan cara memanaskannya. Menurut hukum fizik, sekiranya mula memanaskannya, molekul-molekul air itu sudah pun bergerak. Tapi sedikit demi sedikit. Pada mulanya ia seakan-akan tidak ada tindak balas tetapi lama kelamaan, air batu tiba-tiba terus retak dan mula mencair. Ya, barulah kesannya nampak, walaupun sejak mula memanaskannya tadi, sebenarnya itu telah pun memberi kesan, cuma tidak nampak...
Ingat, sikap hendak melihat kesan yang cepat menyebabkan kita mudah kecewa dan patah semangat di sekerat jalan. Akhirnya, kita perlu sedar, hidup ini bagaikan satu siri gelombang yang datang secara bergilir-gilir. Ada ketikanya, gelombang kecil dan tenang dan ada ketikanya gelombang itu besar dan ganas. Pada ketika gelombang itu ganaslah, semuanya terasa serba tidak kena. Tuhan menetapkan bahawa setiap manusia itu tidak akan mendapat kesenangan sahaja atau kesusahan sahaja. Masing-masing daripada kita akan mengalami pasang-surut dalam hidup – ada masa senang, ada masa susah.
Justeru dalam kehidupan ini, kita tidak boleh terlalu gembira kerana selepas kegembiraan itu mungkin muncul kesusahan. Begitu juga kita tidak boleh terlalu sedih bila kesusahan kerana mungkin selepas itu Allah swt datangkan perkara-perkara yang menggembirakan. Kesedaran tentang hukum Sunnahtullah ini akan memberi ketenangan dalam hidup.
Apabila kita ditimpa kesusahan, rasakan dalam hari... ya, selepas ini akan datang kesenangan. Sabarlah sebentar. Dan apabila datang kesedaran, kita tetap tidak alpa... ya, selepas ini akan datang kesusahan. Bersiap-sedialah. Hakikatnya, tidak ada kesenangan dan kesusahan yang abadi di dunia ini. Kehidupan adalah satu perubahan yang berterusan...
Cabaran kita bukan untuk mengawal perubahan itu tetapi mengubah diri bagi menyesuaikan diri dalam setiap keadaan yang berubah-ubah itu. Fahamilah hakikat ini. Bila yang dibuat 'serba tidak kena' itulah hakikatnya satu kehidupan. Hidup bukanlah yang serba kena, serba senang dan serba mudah. Hidup tidak selalu indah, justeru di situlah keindahan hidup!
Subscribe to:
Posts (Atom)